Minggu, 01 Juli 2012

Pembuktian Kualitas Casillas vs Buffon


Partai final Euro 2012 hanya tinggal menunggu hitungan jam saja. Kali ini Spanyol dan Italia akan berusaha untuk menerapkan skema permainan terbaik mereka dari segala lini.

Bahkan kedua pelatih baik Vecente del Boaque dan Cesare Prandelli akan sama-sama menunjuk penjaga gawang terbaik mereka agar mampu memberikan garansi keamanan bagi pertahanan mereka. Dan tentu saja anda sudah bisa menebak siapakah sang penjaga gawang yang akan diturunkan dalam pertandingan nanti, mereka adalah Iker Casillas dan Gianluigi Buffon.

Berikut ini data dan fakta tentang kedua penjaga gawang tersebut selama Euro 2012.
Iker Casillas
* Praktis selama Euro Iker Casillas hanya kemasukan satu gol saja yaitu ketika mereka menghadapi Italia di babak penyisihan grup dimana pada saat ituAntonio Di Natelle menjadi pemain yang mengoyak jala tim Matador.
* Penjaga gawang utama La Furia Roja ini berhasil melakukan 11 kali penyelamatan dalam Euro serta 4 kali clean sheet.
* Pada semifinal Euro 2012 Casillas berhasil melakukan 1 kali tangkapan saat eksekusi adu penalti pemain Portugal, Joao Moutinho.
* Kapten tim Matador ini sudah berhasil melewati 480 menit pertandingan Euro 2012 dan mencetak 136 caps untuk tim Spanyol.

Gianluigi Buffon
* Penjaga gawang senior Azzurri ini telah kemasukan tiga gol selama event Euro 2012 ini dimana masing-masing gol tercipta saat melawan Spanyol, Kroasia dan Jerman.
* Buffon berhasil melakukan 18 kali penyelamatan dan 2 kali clean sheet.
* Pada babak semifinal Euro 2012 pemain berusia 34 tahun ini berhasil melakukan 1 kali tangkapan saat eksekusi adu penalti pemain Inggris, Ashley Cole.
* Kapten tim Azzurri ini sudah berhasil melewati 480 menit pertandingan Euro 2012 dan mencetak 119 caps untuk tim Italia.

Bagaimanakah aksi kedua penjaga gawang kawakan tersebut? Kita tunggu saja dalam partai final Euro 2012.

Review: Spanyol Juarai Euro 2012 dan Cetak Sejarah


Spanyol menumbangkan Italia 4-0 di final Euro 2012 dan mencetak sejarah baru dalam dunia sepakbola.

Para penikmat sepakbola mengharapkan sebuah perang, tapi yang mereka dapatkan adalah pembantaian.

La Furia Roja menjadi tim pertama dalam sejarah yang berhasil memenangi tiga turnamen besar secara beruntun, yaitu Euro 2008, Piala Dunia 2010, dan Euro 2012, juga tim pertama yang sukses mempertahankan trofi Henri Delaunay. Selain itu, mereka juga menang dengan margin gol terbesar sepanjang sejarah final Piala Eropa.

Tepat tiga pekan setelah mengawali perjalanan mereka di Polandia-Ukraina dengan hasil imbang 1-1 di Gdansk, sang juara bertahan Spanyol dan Gli Azzurri Italia bersua kembali di arena serta babak yang berbeda, Senin (02/7).

Jika waktu itu Spanyol dan Italia bentrok di partai pembukaan Grup C, kali ini mereka berduel di Olympic Stadium, Kiev, untuk menjadi yang terbaik di partai penutup turnamen.

Banyak orang menilai duel Spanyol kontra Italia di fase grup sebagai final kepagian, karena para pemain kelas dunia dari kedua tim waktu itu menampilkan pertahanan, taktik, skill, kreativitas, hingga serangan terbaiknya.

Well, roda nasib benar-benar misterius dan tak bisa dibantah. Final kepagian itu kini benar-benar berubah menjadi the real final.

Sama dengan laga pertama di Gdansk, laga di Kiev ini kembali menyuguhkan duel dua kiper nomor wahid, Iker Casillas vs Gianluigi Buffon, dua pass mastersekaligus playmaker terbaik dunia, Xavi vs Andrea Pirlo, serta para bek tangguh, gelandang brilian dan forward tajam yang menghuni kedua tim.

Untuk laga perebutan mahkota raja Eropa ini, pelatih Spanyol Vicente del Bosque memasang Fabregas sebagai false 9 dengan diapit oleh David Silva dan Iniesta, komposisi yang sama seperti ketika mereka menghadapi Italia pada 10 Juni lalu.

Del Bosque kembali mengandalkan Xavi, yang memiliki rasio operan tepat sasaran 93% di turnamen ini, sebagai sosok sentral dalam ball possession football milik Spanyol.

Sementara itu, di kubu Italia, pelatih Cesare Prandelli mengusung skemadiamond midfield, yang terbukti efektif kala menyingkirkan Inggris dan Jerman.

Satu-satunya perubahan dari ketika mengalahkan Jerman 2-1 di semifinal adalah kembalinya Abate ke pos bek kanan untuk melengkapi formasi four-man defenceItalia.

Andrea Pirlo, dengan rasio operan tepat sasaran 88%, dipercaya oleh Prandelli untuk mengatur tempo dan menjadi otak permainan Italia. Balotelli, yang sejauh ini mencatatkan shot on target (10) terbanyak di Euro 2012, mengisi lini depanAzzurri bersama Cassano.

Aroma sengitnya sebuah duel final langsung terasa begitu wasit Pedro Proenca asal Portugal meniupkan peluit tanda kick-off.

Italia sedikit lebih unggul dalam hal penguasaan bola di babak pertama (52% - 48%), tapi justru Spanyol yang berhasil memimpin dua gol hingga turun minum.

Gol pertama diciptakan oleh Silva memanfaatkan akselerasi dan umpan tarik Fabregas, sedangkan gol kedua ke gawang Buffon dicetak oleh Jordi Alba setelah mendapatkan through pass sempurna dari Xavi.

Italia bukannya tanpa peluang. Setidaknya, dua kali Cassano mengancam Spanyol dengan tendangan kerasnya, tapi semua usahanya masih terbentur dinding tebal bernama Casillas.

Italia berulang kali melepaskan bola-bola panjang ke lini depan. Itu memang salah satu senjata utama mereka. Azzurri adalah tim dengan percobaan bola panjang terbanyak (277) di Euro 2012. Andrea Pirlo (63) dan De Rossi (56) merupakan yang terdepan dari semua gelandang yang bermain di Polandia-Ukraina.

Cederanya bek sentral Giorgio Chiellini pada menit 21 rupanya sangat berpengaruh terhadap kesolidan lini pertahanan Italia.

Babak kedua diawali Italia dengan sebuah pergantian. Cassano, yang sepanjang babak pertama gagal memberikan kontribusi maksimal, menyerahkan tempatnya kepada Antonio Di Natale.

Masuknya Di Natale cukup memberikan angin segar bagi Azzurri. Dia langsung mendapatkan dua kesempatan untuk mencetak gol, tapi upayanya masih melayang di atas mistar dan dihentikan oleh Casillas.

Kesialan Italia bertambah pada menit 61 ketika Thiago Motta mengalami cedera, padahal dia baru empat menit masuk menggantikan Montolivo. Parahnya, Motta adalah final substitute Italia di laga ini. Azzurri pun bermain dengan sepuluh orang, padahal pertandingan masih tersisa 30 menit dan mereka tertinggal dua gol.

Dari situlah, laga yang semula berjalan seimbang kemudian berubah menjadi sangat berat sebelah.

Unggul jumlah pemain dimanfaatkan dengan sangat baik oleh Spanyol. Mereka mendominasi permainan, mengurung lini pertahanan Italia, dan memaksa Buffon bekerja keras lewat sejumlah serangan serta tembakan ke arah gawang.

Handicap ini sungguh membuat Italia keteteran dan Spanyol berada di atas angin. Xavi pun makin leluasa dan merajalela di lapangan tengah, area kekuasaannya.

Pada menit 75, Spanyol menarik keluar sang false nine Fabregas dan memasukkan the real nineFernando Torres. Sembilan menit di atas lapangan,Torres mencetak gol ketiga Spanyol. Itu membuatnya jadi pemain pertama yang mencetak gol di dua final Piala Eropa secara beruntun. Tak cukup sampai di situ, empat menit berselang, dia mengirim assist untuk gol keempat timnya lewat sepakan Juan Mata.

Skor 4-0 untuk Spanyol bertahan hingga peluit panjang dan La Furia Roja pun sukses menuntaskan misinya untuk menulis ulang buku sejarah.

Ini juga menandai kemenangan kompetitif pertama Spanyol atas Italia setelah nyaris selama seabad. Kemenangan pertama, terakhir dan satu-satunya atas Italia di turnamen resmi sebelum ini diraih oleh Spanyol pada Olimpiade 1920. Di perempat final Euro 2008, Spanyol memang mengalahkan Italia, tapi itu didapat lewat adu penalti setelah bermain imbang di waktu normal dan extra-time.

Casillas memecahkan rekor Dino Zoff, 494 menit tanpa kebobolan di Piala Eropa. Kiper dan kapten Spanyol itu kini 510 menit tanpa kebobolan sejak terakhir kali Di Natale merobek gawangnya di fase grup.

Satu lagi, Del Bosque kini menjadi pelatih kedua dalam sejarah yang sukses mengawinkan trofi Piala Dunia dan Piala Eropa.

Torres dan Balotelli finis sebagai joint top scorer bersama Mario Mandzukic (Kroasia), Mario Gomez (Jerman), Cristiano Ronaldo (Portugal), dan Alan Dzagoev (Rusia) dengan koleksi tiga gol.

Statistik Spanyol - Italia
Penguasaan bola: 52% - 48%
Shot (on goal): 14 (6) - 11 (4)
Corner: 3 - 3
Pelanggaran: 17 - 10
Offside: 3 - 3
Kartu kuning: 1 - 1
Kartu merah: 0 - 0
Penyelamatan: 4 - 2

Susunan pemain Spanyol (4-3-3): Casillas (c); Arbeloa, Pique, Ramos, Alba; Busquets, Xavi, Xabi Alonso; Silva (Pedro 58'), Fabregas (Torres 75'), Iniesta (Mata 87').
Cadangan: Valdes, Reina, Albiol, Martinez, Juanfran, Cazorla, Navas, Rodriguez, Torres, Negredo, Mata, Llorente.

Susunan pemain Italia (4-3-1-2): Buffon (c); Abate, Barzagli, Bonucci, Chiellini (Balzaretti 21'); Marchisio, Pirlo, De Rossi; Montolivo (Motta 55'); Balotelli, Cassano (Di Natale 46').
Cadangan: Sirigu, De Sanctis, Maggio, Ogbonna, Balzaretti, Motta, Giaccherini, Diamanti, Nocerino, Di Natale, Borini, Giovinco.

Pencetak gol:
1-0 (14') Silva
2-0 (41') Alba
3-0 (83') Torres
4-0 (88') Mata

Kartu kuning: Pique (25'), Barzagli (45').

Sebanyak 31 pertandingan sudah dilalui, 76 gol telah tercipta, Spanyol dipastikan berdiri di puncak Eropa, dan tirai megah Euro 2012 pun kini resmi diturunkan.

Sampai bertemu empat tahun lagi di Euro 2016 Prancis.

Daftar Gaji Pelatih Euro 2012


Dibalik kesuksesan sebuah tim tidak terlepas dari sentuhan seorang pelatih.

Spanyol dibawah asuhan Vicente del Bosque berhasil membuktikan diri sebagai raja sepak bola Eropa 2012 setelah berhasil menggunduli Italia dengan skor yang cukup telak. Tapi pernakah terlintas pada benak anda bahwa seorang pelatih juga harus mendapatkan imbalan yang sewajarnya dengan prestasi yang ditorehkan pada event yang diikuti.

Bahkan terkadang tidak lah seimbang antara gaji dengan prestasi yang ditorehkan oleh juru taktik. Ada yang mendapatkan gaji tinggi tapi prestasi minim, selain itu ada pula yang dengan gaji minim tapi prestasi membanggakan.

Berikut ini adalah data gaji dari para juru racik taktik Euro 2012.
(kpl/bola)

Rekor-rekor Yang Dipecahkan Spanyol


Kemenangan 4-0 atas saat melawan Italia di final Euro 2012 membuat Spanyol memecahkan banyak rekor, baik sebagai tim maupun secara individu. Kemenangan 4-0 itu sendiri merupakan kemenangan terbesar dalam sejarah final Euro atau Piala Dunia.

Spanyol juga menjadi satu-satunya tim yang mampu menjuarai tiga turnamen besar secara berurutan. La Furia Roja kini menyejajarkan diri dengan Jerman sebagai pengumpul Piala Eropa paling banyak dengan tiga trofi. Spanyol telah memenangkan Euro pada tahun 1964 dan 2008.

Di putaran final Euro, Spanyol berhasil menghindari kekalahan 11 kali secara beruntun, itu jika menghitung penampilan mereka pada 2008. 13 pemain Spanyol menjadi sekelompok pemain pertama yang bermain di dua Euro dan memenangkannya.

Iker Casillas menjadi pemain pertama Spanyol yang memecahkan rekor individu. San Iker menjadi pemain pertama yang telah menang sebanyak 100 kali bersama timnas. Rekor 509 menit tanpa kebobolan Casillas di Euro juga melampaui torehan Dino Zoff sepanjang 494 menit.

Fernando Torres meraih sepatu emas dan menjadi pemain pertama yang mampu mencetak gol di dua laga final Euro. Yang menarik, dua gol itu merupakan hasil assist dari Xavi. Jadi, Xavi masuk sebagai pemain pertama yang bisa membuat dua assist di dua final Euro .

Dua gol dan tiga assist David Silva membuatnya terlibat dalam penciptaan lima gol, terbanyak sepanjang turnamen.

Yang terakhir, Vicente Del Bosque menjadi satu-satunya pelatih yang mampu memenangkan Liga Champions, Euro, dan Piala Dunia.