Kamis, 17 Mei 2012

Mata: Chelsea Akan ke Liga Champions 2012/13


Juan Mata optimis Chelsea bisa kembali bermain di Liga Champions musim depan lewat satu-satunya jalan yang tersisa.

The Blues akan melawan Bayern Munich dalam partai pamungkas Liga Champions 2011/12 di Allianz Arena, Minggu (20/5) dini hari, dengan motivasi berlipat. Tidak hanya demi gelar perdana, tapi juga demi tiket untuk berlaga di kompetisi elit Eropa ini lagi musim depan.

Mata dan kawan-kawan sudah dipastikan finis di luar empat besar klasemen akhir Premier League dan satu-satunya cara bagi mereka untuk lolos ke Liga Champions musim depan adalah dengan menjadi juara di kandang sang raksasa Bavaria.

"Kami ingin bermain di Liga Champions lagi musim depan," ujar penyerang Chelesa tersebut. "Untuk mewujudkannya, kami harus menang di final nanti."

"Tujuan sudah jelas. Sekarang, kami hanya akan berkonsentrasi untuk meraih kemenangan. Setelah itu, kita lihat saja apa yang akan terjadi."

Jika menang atas Bayern, Chelsea bisa kembali lagi musim depan dengan statusnya sebagai juara bertahan.

Mungkin tidak semua publik Inggris ingin melihat Mata dan kawan-kawan mengangkat trofi di Munich, salah satunya adalah Tottenham.

Tottenham berhasil mengunci posisi keempat Premier League, namun harapan mereka untuk tampil di Liga Champions musim depan pasti akan sirna seandainya The Blues juara.

Pasalnya, kondisi itu akan membuat tiket milik Spurs melayang ke tangan Chelsea, sedangkan mereka sendiri harus turun kasta ke Liga Europa.

Mourinho Beri Skor Untuk Madrid Musim Ini


Real Madrid sukses mengunci gelar juara La Liga musim ini, namun berapa skor performa mereka secara keseluruhan di mata sang pelatih, Jose Mourinho?

Los Merengues menumbangkan dominasiBarcelona di liga domestik dengan mencatat rekor 100 poin, dan meski Mourinho yakin beberapa pemain sudah tampil sempurna, ia masih merasa ada ruang yang bisa diperbaiki.

"Musim ini untuk Madrid bernilai 9 (dari 10) namun ada beberapa pemain yang mencatat skor 10," ucap pelatih yang menjuluki dirinya The Special One itu.

"Beberapa pemain tak bisa melakukan hal lainnya untuk mengembangkan diri. Tim ini memiliki skor sembilan namun beberapa pemain 10, dan jangan tanyakan siapa itu."

"Kami sudah tumbuh sebagai tim dan kelompok. Kami ingin bermain lebih baik dan lebih kuat. Kami sudah bermain di level atas dan menciptakan rekor."

"Kami meraih gelar terpenting (La Liga) karena kami memenanginya dalam 11 bulan dan 38 pertandingan," lanjut mantan pelatih Inter Milantersebut.

"Mencapai semifinal Liga Champions sungguh penting karena kami mampu bermain dua kali beruntun yang artinya kami sudah bagus. Jika Anda memainkan 24 laga dan hanya kalah dua, itu artinya Anda ada di level yang benar."

"Skor kami mustahil untuk diperbaiki lagi. Musim depan kami akan memburu gelar juara liga lagi namun poin kami musim ini sangat sulit untuk disamai," pungkas eks manajer Chelsea itu.

Sabella: 50 Gol Messi Itu Luar Biasa, Mou!


Pelatih Argentina, Alejandro Sabella turut membela Lionel Messi dari serangan pelatih Real MadridJose Mourinho yang menyebut pencapaian 50 gol bintangnya itu 'tak berarti'.

Mourinho pekan ini mengklaim jika rekor La Pulga - julukan Messi, membukukan 50 gol dalam semusim La Liga, tak punya arti penting setelah prestasi itu tak membantu Barcelona menghentikan Madrid ke tangga juara.

Rekor gol tersebut membawa Messi merebut trofi El Pichichi musim ini, mengalahkan anak asuh Mourinho, Cristiano Ronaldo dengan selisih empat gol.

Meski Sabella tak secara langsung menuding pelatih kontroversial itu, dalam wawancaranya dengan La Red jelas terpapar bahwa ia sama sekali tak sepaham dengan pandangan The Special One.

"50 gol itu sudah berbicara dengan sendirinya, mencetak jumlah itu hanya mungkin dilakukan oleh sedikit orang yang terpilih," bela mantan pelatihEstudiantes itu.

Sabella kemudian mengalihkan perhatian pada timnya sendiri dengan menyatakan bahwa ia sudah memiliki gambaran kerangka tim yang akan disiapkannya jelang kualifikasi Piala Dunia bulan Juni mendatang.

"Bagi saya tak akan ada kejutan, namun semua itu bergantung pada pribadinya - saya tahu dengan baik siapa yang akan saya panggil," tandasnya.

Di Matteo Hadapi Ujian Terberatnya di Chelsea



Roberto Di Matteo siap untuk tantangan terberat sepanjang karir manajerialnya, ketika ia berupaya untuk memimpin Chelsea, yang harus kehilangan beberapa pemain kunci karena cedera dan sanksi, menuju kemenangan di final Liga Champions melawan Bayern Munich.

Hanya sepuluh pekan setelah mengambil alih posisi pelatih di Stamford Bridge, menyusul pemecatan Andre Villas-Boas, Di Matteo telah memperlihatkan serangkaian performa bagus, termasuk semifinal tak terlupakan dengan menyingkirkan Barcelona.

Namun pria Italia ini yakin bahwa memimpin kemenangan atas Bayern di markas mereka sendiri pada Sabtu, akan mewakili kejayaan terbesarnya, di saat ia berupaya untuk mendorong Chelsea yang tidak bermain dengan kekuatan penuh.

Chelsea akan bermain tanpa diperkuat kapten John Terry dan Branislav Ivanovic, serta gelandang inspiratif, Ramires, dan Raul Meireles, di mana keempat pemain tersebut mendapat sanksi larangan bermain.

Di Matteo juga masih harus mengkhawatirkan kebugaran dua beknya, Gary Cahill dan David Luiz, serta gelandang Florent Malouda. Dengan keadaan seperti itu, Di Matteo setuju bahwa ia menghadapi tugas paling menantang sepanjang karirnya.

"Dengan semua masalah yang ada, tentu saja hal ini membuat saya pusing," kata pria 41 tahun ini.

Meski mampu membalikkan peruntungan Chelsea, termasuk keberhasilan menjuarai Piala FA serta mencapai final Liga Champions, Di Matteo masih belum mendapat garansi mengenai masa depannya di Chelsea.

Chelsea mengatakan keputusan mengenai suksesor Andre Villas-Boas untuk jangka panjang baru akan diambil setelah musim ini usai, dan Di Matteo menegaskan ia bahagia menunggu keputusan klub.

"Saya sangat santai mengenai hal itu," kata Di Matteo.

"Saya hanya memiliki dorongan besar dan motivasi besar untuk melakukan sesuatu yang luar biasa bagi klub ini, dan itulah yang ingin saya lakukan. Dan apapun yang terjadi setelahnya - selalu ada alasan mengapa sesuatu terjadi."

Ia juga menepis anggapan bahwa kegagalan untuk mendapatkan posisi manajer akan menjadi pil pahit, jika Chelsea sukses pada Sabtu.

"Saya tentu saja akan senang untuk memenangi trofi Liga Champions bagi klub ini, dan saya akan sangat bahagia bagi para pemain," tuturnya.

"Kami telah bekerja sangat keras untuk mencapai tujuan ini, dan telah sangat sering berusaha untuk memenanginya. Saya tidak memikirkan diriku sendiri."

"Ini adalah pertandingan besar bagi klub dan para pemain kami. Ini adalah pertandingan masif. Namun kami harus melaluinya dengan pengetahuan bahwa kami memiliki kualitas dan pengalaman untuk memenanginya, dan itu saja."

Robben Siap Hadapi Chelsea


Robben mengatakan bahwa dia siap melawan Chelsea di final Liga Champions meski sebelumnya sempat absen berlatih akibat flu.

Winger Bayern Munich itu sudah kembali berlatih normal setelah absen selama dua hari pada awal pekan ini.

"Saya hanya mengalami sedikit flu," tutur Robben. "Saya cuma ingin memastikan bahwa saya tidak membuang energi dengan percuma."

Robben menegaskan bahwa dia tidak ingin melewatkan kesempatan bermain melawan Chelsea di final yang digelar di Allianz Arena, kandang Bayern sendiri, pada Minggu (20/5) dini hari nanti.

"Hanya demam di atas 40 derajat yang bisa mencegah saya turun ke lapangan," kata eks pemain Chelsea tersebut.

"Saya merasa baikan. Ini pertandingan terbesar bagi kami semua. Kami sudah siap, baik secara fisik maupun mental, demi satu-satunya gelar yang tersisa musim ini."

Robben pernah berkostum The Blues dari tahun 2004 hingga 2007 dan dia memiliki penilaian sendiri tentang bentrokan dengan mantan klubnya itu.

"Mereka sudah enam kali lolos ke semifinal dalam sembilan musim terakhir dan ini merupakan kesempatan terakhir bagi beberapa pemain seniornya untuk menjadi juara Eropa. Mereka pasti sangat bersemangat. Pertandingan final nanti pasti tidak akan mudah."

Bayern memiliki rekor kandang sempurna di Liga Champions musim ini, yaitu tujuh kemenangan dalam tujuh pertandingan.

"Kami sudah membuktikan diri sebagai salah satu tim terbaik di Eropa. Semoga, setelah final, kami bisa mengatakan bahwa kamilah yang paling baik di antara semuanya," pungkas Robben.

Wasit Portugal Pimpin Final Liga Champions 2011/12



UEFA menunjuk wasit Pedro Proenca asal Portugal sebagai pengadil dalam duel pamungkas Liga Champions 2011/12 antara Chelsea kontra Bayern Munich.

Proenca akan memimpin laga di di Allianz Arena pada Minggu (20/5) dini hari nanti itu dengan dibantu oleh dua rekan senegaranya, Bertino Miranda dan Ricardo Santos. Ofisial keempat dipercayakan kepada Carlos Velasco Carballo asal Spanyol.

Proenca, 41, melakoni debutnya sebagai wasit internasional pada tahun 2003 silam. Sepanjang kariernya, dia sudah memimpin lebih dari 65 pertandingan yang digelar oleh UEFA.

Proenca dipromosikan menjadi wasit elit UEFA pada awal musim 2009/10. Dia memimpin empat pertandingan fase grup Liga Champions musim itu serta lima pada musim 2010/11, termasuk saat Manchester United dikalahkan Schalke di semifinal leg kedua.

Proenca telah mewasiti lima partai Liga Champions musim ini, salah satunya adalah duel Internazionale melawan Marseille di babak 16 besar leg kedua di Giuseppe Meazza, kota Milan.

Rasyid dan AP Dewa Kembali Gabung TC Timnas



Setelah dipinjamkan ke klub selama sepekan, Rasyid Assyahid Bakri harus kembali ke pemusatan latihan Timnas U-23. Kebetulan, pemain berusia 21 tahun itu dinyatakan lolos seleksi tahap pertama, akhir pekan lalu.

Rasyid dipinjam PSM untuk laga melawan Arema di kompetisi IPL yang berlangsung di Stadion Andi Mattalatta, Sabtu (21/5) lalu. Pemain asal Limbung, Kabupaten Gowa, itu juga dimainkan saat PSM kembali menjamu Arema di ajang Piala Indonesia, Rabu (16/5).

Pada pertandingan Piala Indonesia, Rasyid memang tidak turun dari menit awal karena kondisi tubuhnya belum pulih 100 persen. Kondisinya drop saat pertarungan pertama melawan Arema yang membuatnya sempat pingsan di ruang ganti usai laga tersebut. Ia mengalami pusing karena bertabrakan dengan pemain lawan ditambah dengan kelelahan.

Usai laga semalam, Rasyid harus kembali ke pemusatan latihan Timnas U-23. Ia akan berangkat bersama Aditya Putra Dewa yang juga dipinjam sejak Senin (14/5) lalu.

Dengan demikian, kemungkinan besar Rasyid tidak akan tampil membela PSM saat menghadapi Persija Jakarta di Madiun, Minggu (20/5) nanti. Pasalnya, Rasyid tengah dipersiapkan untuk menghadapi laga persahabatan melawan Inter Milan di Jakarta, 24 Mei mendatang.

Peluang Rasyid untuk masuk skuad utama timnas U-23 terbilang besar. Ia mampu tampil konsisten dan menjadi andalan di lini tengah.  . "Semoga saja pada seleksi tahap kedua nanti, Rasyid lolos lagi," harap Media Officer PSM, Andi Widya Syadzwina.

Rasyid pun berharap bisa masuk ke skuad utama. Dia juga sudah lama mengimpikan dapat tampil menghadapi salah satu klub raksasa Serie A Italia itu.

"Saya sangat senang akhirnya bisa lolos seleksi Timnas kali ini. Semoga saya bisa tampil di skuad utama untuk menghadapi Inter Milan. Saya siap untuk tampil," ujar Rasyid.

Selain Rasyid, masih ada tiga pemain PSM lain yang dinyatakan lolos seleksi tahap pertama. Mereka adalah Aditya Putra Dewa, Kurniawan Karman, dan M Aswar Syamsuddin. Sedangkan Rasul Zainuddindinyatakan tersingkir.

Rencana, hanya ada 13 pemain Timnas U-23 yang akan dipilih dan nantinya bakal digabung dengan beberapa pemain asing dan timnas senior untuk memperkuat Indonesian Selection melawan Inter Milan. "Semoga saja kami berempat masuk skuad utama," harap Kurniawan.